Surat dari Ananda yang Merindukan Ayahanda
Wajahnya tertunduk, air mata membasahi pipinya. Gundah dan sedih menyelami jiwanya. Rasa rindu pada sosok ayah itu kian membuncah. Namun ia tak punya setiap tempat gulananya tercurah.
"Jadi kamu tuliskan surat ini untuk ayahmu bukan karena tahu dimana keberadaannya, tapi karena rindu saja? "
Anak didikku hanya mengangguk sembari tetap tertunduk.
###
Sejak menempuh pendidikan di sekolah tempat aku berbagi ilmu, siswa yang satu ini begitu pendiam, begitu pemalu. Ia juga tak mudah percaya dan tak mudah berteman dengan yang lainnya. Dia benar-benar unik. Cobaan hidup yang ia alami di usia yang amat muda menjadikannya sulit menyesuaikan diri. Dia hanya jago di rumah. Jago menjaga adik dan membantu ibunya. Adit panggilannya.
Seiring bertambahnya usia, Adit semakin merasa nyaman berada di SD Juara. Ia mulai menikmati peraahabatannya dan berani tampil ke depan kelas. Perlahan rasa percaya diri Adit pun tumbuh. Sekarang dia sudah lancar baca Al-Quran dan aktif di ekskul menggambar.
Tapi siapa sangka kerinduannya pada sang ayah dikuburnya dalam-dalam? Ayah yang saat ini tak tahu rimbanya itu begitu disayangi Adit. Wajar saja, Ibundanya yang sangat penyabar dan penyayang selalu menanti suaminya pulang dengan amat setia. Akhirnya Adit dan abangnya juga selalu berharap ayah mereka pulang.
Hari ini di Jam BK, Siswa-siswi kuajak menuliskan surat untuk anggota keluarga mereka yang masih merokok. Saat kebaca surat Adit, mataku berkaca. Adit menuliskan surat untuk ayahnya. Aku pun bertanya padanya.
"Kamu tuliskan surat untuk ayahmu. Bagaimana kamu memberikannya, Dit? "
Adit terdiam, matanya menatap ke lantai.
" Kamu tahu dimana ayahmu berada sekarang? " tanyaku pelan.
Saat itu air mata mulai jatuh membasahi pipinya. Tahulah aku kalau Adit tak tahu dimana ayahnya berada.
" Kamu rindu sama ayahmu ya? " tanyaku kembali.
Adit terdiam. Kuminta ia menatap mataku. Merah, air bening terus mengalir ke pipinya. Kuulang lagi pertanyaan yang sama. Perlahan Adit mengangguk.
" Kalau kamu rindu sama ayahmu, Ibu izinkan kamu menulis surat ini untuk ayahmu. Walaupun mungkin surat ini belum bisa kamu berikan, semoga kerinduanmu pada ayah terlampiaskan di surat ini. Dan jadi doa agar ayahmu benar-benar kembali."
0 komentar