Jalan berbatu-batu. Kanan kiri dipenuhi semak dan rerumputan. Sesekali tampak rumah.
"Benar ini jalannya kan Umay? " tanyaku kembali pada siswiku yang satu ini. Tak menyangka inilah perjalanannya menuju sekolah selama ini. Sekolah di tengah kota tapi ternyata rumahnya di pinggiran? Luar biasa..
Hari ini adalah hari pertamaku Survey calon siswa baru bersama sahabat perjuanganku, Sabrina. Melihatnya berkendara sungguh hati ini berdecak kagum. Akhwat tangguh!
Kebetulan calon siswa baruku kali ini kakaknya sudah bersekolah di SD Juara Medan. Jadilah kami membawa kakaknya untuk mensurvey adiknya. Rumah yang kami kira dekat ternyata berliku dan harus ditempuh dalam waktu hampir satu jam. Di bawah terik kami menerjang debu. Subhanallah.. . Semakin mendekati rumah Survey, kian berdecak hati dibuatnya. Tanpa terasa kami sudah sampai pelosok Denai.Hanya tawa yang bisa kami kumandangkan di tengah jalan. Tawa menikmati betapa istimewanya perjalanan Survey yang satu ini.
Sesampainya di rumah Survey, bertambah desak kami. Keluarga sederhana yang tengah berjuang mendapatkan tempat berteduh ini membuat kami kagum. Dengan kehidupan serba pas-pasan, ibunya harus berjuang menyekolahkan anaknya di SD Juara yang jaraknya jauh tempuh. Kalau bukan karena harapan masa depan anaknya yang lebih cerah, tak kan mudah seorang wanita antar jemput anaknya di SD Juara. Ah, hari ini kurasakan lagi telaga tujuan hidupku menjadi guru di SD Juara Medan. Benar-benar pengalaman yang sungguh menakjubkan.
"Ayo Sabrina, kita jalan-jalan lagi¡"
#sekolahjuara
#sharingforhappiness
#rumahzakat
0 komentar