Bukan tak pandai ia berlogika. Bukan bisu pula maka ia tak bisa ia ikuti kalam-Nya. Bukan pula surga tak ada di hatinya. Namun hanya dukungan yang tak ia punya. Dukungan dari orang-orang yang ia cintai.
Sedih kala melihat nasibnya. Apalagi yang ia punya jika ibunya saja tak ingin masa depan anaknya bahagia. Berulangkali pun kunasehati dia, tapi apa yang bisa dilakukannya? Ia masihlah anak-anak yang harusnya banyak disupport oleh orangtuanya. Tapi bagai tak berayah bunda, pendidikannya ditelantarkan begitu saja. Aku bersedih, dia menangis.
***
Ayah Bunda, tolonglah anakmu.. Berilah ia ruang untuk memahami surga. Temani ia ucapkan hijaiyah di rumah agar cahaya Ilahi terobos dinding rumahmu, hadiahkan ketenangan di sana. Pahala itu bukan hanya milik gurunya, tapi juga ayah bundanya. Kewajiban mendidik itu utama tugas orangtuanya. Janganlah engkau bosan hadapi polahnya saat tengah menuntut ilmu. Atau merasa tertekan dengan amanah untuk mengasuhnya. Bagaimana kau tuntut ia berbakti padamu jika tak kau ajari ia mencintai Allah dan Rasulnya ketika ia masih kecil? Karena ia adalah jaminan surga untukmu jika kau jaga hidupnya untuk berbakti pada agamaNya.
Ada syair Arab yang berbunyi, “ Anak yatim itu bukanlah anak yang telah ditinggal orang tuanya dan meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan hina. Sesungguhnya anak yatim itu adalah yang tidak dapat dekat dengan ibunya yang selalu menghindar darinya, atau ayah yang selalu sibuk dan tidak ada waktu bagi anaknya.”
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا الفرقان ( 74)
“Dan (hamba-hamba Ar Rahman adalah) mereka yang mengatakan:” Ya Tuhan kami! Anugerahkan kepada kami, istri-istri dan keturunan kami yang akan menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin untuk orang-orang yang bertakwa” (Al-Furqaan 25:74).
0 komentar