Aroma harum bersenandung di atas angin. Sepoi bertiup menuju indera penciuman.
"Hm..harum ya Bu... " ujar sekerumun kelompok masak perempuan yang belajar meracik bumbunya sendiri.
"Enak, Bu.." ujar kelompok laki-laki yang tega sekali mencomot potongan bakso dalam kuali mereka sendiri. Aku hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Beginilah kalau lelaki yang hobi main bola itu belajar masak.
***
Penutupan masa orientasi hari ini diisi dengan masak nasi goreng di hari jumat barokah. Berbagi bahan dan perlengkapan, akhirnya tercipta masakan sederhana karya anak muda. Ada yang pakai sosis, ada yang pakai bakso, jagung, wortel dan berbagai campuran selera masing-masing. Rempong kelihatannya.
Belum lagi acara minyak tumpah, keselomot dadar panas, kena ciprat minyak goreng dan berbagai adegan seru lainnya. Ribet kelihatannya.
Tapi di sebaliknya rempong dan ribet itu ada nilai-nilai yang bisa anak petik. Nilai kesabaran karena masaknya 1 jam makannya cuma 15 menit. Nilai kerjasama karena ada yang cuma potong-potong, ngblend, bahkan cuma lihat-lihat. Dan banyak lagi nilai lainnya yang bisa dituangkan jadi sebuah buku. Tapi yang penting, anak-anak belajar. Whatever.. Belajar tentang kehidupan. Kehidupan seorang ayah yang telah membuat semua bahan jadi ada dengan banting tulang mereka. Kehidupan seorang ibu yang telah bangun dini hari cuma buat sekotak bontot. Whatever.. Dan di balik itu semua kita harus bersyukur. Karena hanya dengan bersyukur itulah kita memahami bahwa hidup itu berharga. Kamu masak apa hari ini?
0 komentar