Irsyad, begitulah ia biasa dipanggil. Lahir dari seorang ibu yang terpisah jauh dari suaminya. Irsyad memiliki seorang kembaran yang meninggal beberapa hari setelah mereka lahir. Karena kondisi psikologis ibunya yang tidak stabil, akhirnya Irsyad dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Sejak kecil Irsyad sering sakit-sakitan. Kemampuan bahasa dan motorik Irsyad juga tertinggal jauh dibandingkan dengan anak-anak sebaya. Namun kakeknya bercita-cita Irsyad tumbuh menjadi anak yang mampu mendalami Islam dengan sebaik-baiknya.
Selama sekolah di SD Juara Medan, Irsyad dikenal sebagai anak yang suka bersosialisasi. Namun untuk belajar motivasinya belum juga tumbuh. Pola asuh kakek dan nenek Irsyad yang permisif menjadikan Irsyad kesulitan mengikuti peraturan sekolah. Namun di kelas 4, Irsyad mulai disadarkan tentang pentingnya belajar. Dengan modal kasih sayangnya yang amat untuk kakek dan neneknya, Irsyad berusaha memupuk dirinya untuk terus maju dan maju. Walaupun Irsyad masih ketinggalan pelajaran, namun sekarang ia sudah berusaha untuk lebih tertib. Tanpa perlu dicari dan dipanggil, Irsyad akan mendatangi guru Al-Qurannya dan menunggu gilirannya membaca. Irsyad semangat berubah ya...
#IJF
#Medan
#Oktober
0 komentar