Medan, 13 Maret
2019. Hari ini ada beberapa guru yang tidak hadir. Ada yang sakit, ada
juga karena keluarga sedang kemalangan. Jadilah untuk pembelajaran Al -
Qur'an kekurangan guru. Solusinya ada beberapa kelompok dijadikan satu.
Kelompok Al - Qur'an Musa hari ini mendapat tamu dari kelompok siswa
kelas 4 dan 5 kemudian diberi nama kelompok Ibrahim. Jadilah kelompok
besar. Jumlahnya menjadi 24 siswa. Akhirnya guru pembimbing membuat kompetisi.
Kompetisi menghafal Al Qur'an. Kedua kelompok ditantang oleh guru
pembimbing. Kelompok mana yang menjadi penyetor hafalan dengan baris
terbanyak akan mendapatkan hadiah. Aturan mainnya harus hafalan baru dan
waktunya 45 menit.
Pertandingan pun dimulai. Ibnu siswa kelas 6 kelompok Musa menjadi
penyetor pertama langsung mendapat 5 baris. Kemudian disusul Hafidz
dari kelompok Musa juga jadilah 11 baris pencapaian kelompok Musa.
Kelompok Ibrahim mulai panas. Izzur siswa kelas 5 menjadi penyetor
pertama menyumbang 6 baris. Kemudian disusul dengan Ozy juga dari
kelompok Ibrahim 5 baris. Seri kedua kelompok waktu masih banyak.
Diakhir waktu yang ditentukan menanglah kelompok Musa dengan skor 31
baris sedangkan kelompok Ibrahim 29 baris kalah 3 baris dari kelompok
Musa. Hadiah akan jatuh kepada kelompok Musa. Tapi karena pak guru ingin
mereka semua bahagia. Waktu juga masih ada serta ingin memacu kelompok
Ibrahim yang belum setoran hafalan. Akhirnya waktu ditambah 3 menit.
Wah...kesempatan emas ini kata Fhatir siswa kelas. Ayo setor Ihsan.
Setoran Ihsan mampu menyamai kelompok Musa yang juga terus menambah.
Skor pun jadi sama 35 baris setiap kelompok.
Posisi kedua
kelompok seri. Akhirnya kedua kelompok mendapat hadiah. Hadiahnya berupa
makan bersama gorengan sebelah masjid yang sangat digemari anak - anak.
Kedua kelompok bersorak bahagia. Pembelajaran Al Qur'an kami tutup
dengan makan bersama. Ada hal yang membuat hati pak guru juga ikut
bahagia ke 24 anak itu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing atas hadiahnya. Dengan metode kompetisi ini akhirnya kelas
yang besar dapat dikendalikan dengan baik oleh guru pembimbing. Siswa
pun bersemangat untuk menghafal. Guru senang siswanya riang.
Membuat bahagia itu adalah tugas kami para guru. Para siswa haruslah
bahagia dalam setiap pembelajaran. Banyak cara untuk membahagiakan
siswa. Senyuman tulus sang guru saja sudah membuat mereka bahagia. Oleh
karena itu bagi setiap guru sambutlah siswa/i kita dengan senyuman
paling indah kita. Bukan omelan membabi buta. Sehingga membuat mereka
enggan bahagia. Semangat terus guru Indonesia. Karena kerja kita
ganjarannya surga
0 komentar