Kadang memang benar adanya diam itu emas. Ungkapan diam itu emas penuh makna dan hikmah. Tak terkecuali bagi anak anak yang memiliki sikap pendiam, mereka punya "emas" di dalam dirinya. Acapkali anak kita sering bilang "gak bisa pak", "malu pak", atau "gak pande pak". Perkataan itu memang sering sekali saya dengarkan dari salah satu peserta didikku. Ia memiliki sikap malu dan kurang percaya diri jika dibandingkan dengan teman sekelasnya. Tak banyak bicara saat jam pelajaran berlangsung, kebiasaan makan yang lama membuat guru yang masuk ke kelasnya harus ekstra sabar menunggu beliau menyelesaikan makan bekalnya. Anak bungsu dari keluarga sederhana ini memiliki riwayat penyakit alergi sehingga hampir setiap bulan ia izin karena sakit. Tubuhnya yang kurus dibalut dengan kulit sawo matang pun semakin menampakkan kepucatan.
Hari itu, Seminggu sebelum Pensi Muhammadiyah Medan Baru dilaksanakan, Julia Miranda Surbakti menanyakan kepada seluruh peserta didik kelas 3 yang mau mengikuti perlombaan. Rahmat Habibi ternyata ingin mengikuti perlombaan azan dan tanpa ragu ia (Habibi) langsung maju untuk mendaftar di meja wali kelasnya.
Awalnya kami yang ada di SD Juara meragukan kemampuan beliau, namun luar biasanya peserta lomba azan kelas rendah ini mampu mendapatkan juaran harapan 1. Inilah yang terjadi di sekolah juara ini, kita tak bisa menjudge peserta didik sebagai orang yang lemah, bodoh, atau gak memiliki kelebihan. Kami yakin di seluruh tubuh manusia yang ada di muka bumi ini pasti memiliki suatu emas atau hal yang berharga.
SD Juara Medan selaku pemberdaya pendidikan akan terus berusaha menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki peserta didiknya dengan segala daya yang dimilikinya. Pemenuhan potensi akal, hati dan fisik harus diseimbangkan. Keseimbangan inilah yang menjadikan manusia bisa berguna dan berkontribusi bagi dirinya, keluarga, masayarakat dan agamanya.
0 komentar