
Selasa, 14 Januari 2020, Rabu pekan lalu siswa kelas 5 SD Juara melanggar kesepakatan yang sudah dibuat. Mereka bermain bola di pagi hari sebelum pembiasaan sholat duha. Kesepakatan sudah dibuat, waktu terlarang bermain bola itu sebelum bel pagi hari menjelang sholat duha dan sebelum sholat Dzuhur. Alasan juga sudah disampaikan. Konsekuensi pelanggaran juga sudah ditetapkan. Jika melanggar bola disita itulah kesepakatannya.
Hari itu mereka melanggar kesepakatan. Akhirnya bola kelas disita. Mereka terus melobi saya agar bola dikembalikan. Hingga jam pelajaran berakhir bola tak kunjung saya berikan. Sebenarnya saya sambil berpikir apa kita - kira yang perlu didisiplinkan lagi dari mereka. Baiklah bola diberikan dengan catatan.
Bola saat ini dikembalikan tapi dengan catatan.
Catatannya adalah
1. 5 menit sebelum azan harus sudah berada di masjid dan tertib
2. Tugas dikelas harus selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Jika catatan ini dilanggar maka bola kembali disita. Bola ini sudah seperti jiwa bagi mereka. Kalau tak main bola gatal - gatal rasa badannya. Mereka sepakat untuk menjalankan catatan di atas dengan baik. Catatan ini khusus anak laki - laki pastinya.
Hasilnya cukup berhasil sebahagia besar dari mereka mampu menjalankan dengan baik. Hanya beberapa orang saja yang tidak menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. 5 menit sebelum azan Dzuhur sudah berada di masjid. Walau masih ada juga yang tertinggal dengan berbagai alasan. Di masjid pun mereka sudah berusaha untuk tertib. Selain catatan itu pengingat juga terus diberikan kepada siswa ini setiap hari.
Ini lah hukuman yang mendisiplinkan. Ini bukan ancaman tapi kesepakatan. Disini mengajarkan mereka bertanggung jawab atas apa sudah mereka sepakati. Hukaman itu tak harus menyakiti hati dan fisik. Malah sebaiknya hukaman itu yang bisa membuat mereka lebih baik. Biarkan mereka menikmati prosesnya agar kelak mereka menjadi seorang lelaki yang bertanggung jawab terhadap diri dan keluarganya. Aamiin
0 komentar